Thursday, May 31, 2007

First Step to Miss Universe


Perayaan 17 Agustusan tahun 1993 di perumahan saya tinggal saat itu dirayakan secara meriah. Ada rangkaian perlombaan dari pagi hingga sore, dengan satu lomba penutup pada malam harinya yaitu: pemilihan Raja dan Ratu Taweuran. Heu heu..Taweuran itu adalah nama salah satu jalan di perumahan tempat saya tinggal (Perumnas Bantarjati), ada Jalan Taweuran I hingga Jalan Taweuran VI.

Lombanya dilaksanakan malam hari sekitar pukul 7, bertempat di lapangan sebelah tangki besar penampung air. Saya ingat teman-teman yang mengikuti lomba tersebut kebanyakan berdandan dengan "demikian niatnya". Ada yang berkostum kebaya, berkostum ala pahlawan Imam Bonjol, hingga kostum atlet bulutangkis lengkap dengan raketnya. Penonton lomba kebanyakan berdiri di sisi luar pagar yang mengitari lapangan. Rame banget malam itu.

Pelaksanaan lombanya sih ngga rumit, peserta hanya diminta memperkenalkan diri, berjalan mengitari lapangan (ala model catwalk gituu kali ye) dan ditanya beberapa pertanyaan oleh juri.

Sesi memperkenalkan diri dan berjalan ala model, lewat dengan mulusnya dong yah. Ajang unjuk narsis. Apa sih susahnya gitu doang...hah? Heu heu..waktu itu rasanya cuma saya yang berjalan mengitari lapangan sampe satu putaran penuh. Kebanyakan teman cuma berjalan setengah lapangan lalu lari kembali ke tempat duduk seraya terkikik.

Sesi berikutnya adalah menjawab pertanyaan dari juri. Setiap peserta diberikan pertanyaan berbeda yang kayanya ditentukan seenak mood si juri. Percakapan saya dan juri saat itu adalah:
"Pipit pake baju apa ini?", tanya Bapak Juri (BJ). Saat itu, baju yang saya kenakan adalah salah satu baju pesta ulangtahun saya. Bentuknya terusan (one piece) ngepas body gitu. Warnanya putih, dengan lengan berbentuk gelembung dan bagian bawah berupa rok berlapis-lapis transparan berwarna pastel dan agak mengkilap di beberapa bagiannya (waktu itu glitter belon ngetrend). Saya dengan pede-nya menjawab, "ini baju ballerina, Pak. Pemain balet". Padahal mah baju itu dipake gara-gara mamah saya ngga sempet nyari kostum. Saya pake baju itu karena membuat saya merasa cantik. heuheu...Untungnya, BJ ngga complain.
"Pipit sekarang kelas berapa?"
"Kelas tiga"
"Pipit, rangking berapa kalo di sekolah"
"Kadang rangking 1, kadang rangking 2". Yess, untung BJ nanya itu, bisa sekalian narsis. Heheh..
"Pipit agamanya apa sih?"
"Islam, Pak"
"Udah diajarin syahadat kan? Coba dong baca syahadat.."
"err...err..." *Penonton gemes*
"Tau syahadat ga?"
"Ngga pak..apaan sih"*penonton ngakak, juri terkekeh-kekeh*
"Syahadat...itu lho yang bacaan ashyadu anla illa..."
"oh yang itu!! kalo itu mah tau!!". Langsung aja saya nyamber meneruskan kalimat BJ.
Konyol banget. Bisa dikira murtad guah, syahadat aja kaga nyaho.

Dan yaah...seperti kebanyakan cerita saya yang lain yang selalu bernuansa narsis (puas..puas..puas..??!!), lomba tersebut diakhiri dengan saya yang dianugerahi gelar sebagai Ratu Taweuran. Tetangga saya yang menjad i Raja Taweuran adalah Gatot Adriansyah (Mas Adri) yang saat itu kelas 6 SD. Kebayang dong gimana kesenjangan tingginya... heueheu

Saya teringat pengalaman ini ketika menonton pemilihan Miss Universe kemarin. Waktu saya memenangi lomba ini, saya sempet kepikiran gini, "kelas 3 SD menang lomba Ratu Taweuran. Kira-kira 13 tahun tahun lagi mungkin saya yang jadi Miss Universe"..hohohohoh...


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.