Wednesday, September 12, 2007

Farewell Dasti

Besok adalah sebulan meninggalnya Dasti (si Kecil). Rasanya belum lama saya masih melihat dia berlari-lari di ruang tamu, menggigiti kaki atau mengejar lalat. Dasti adalah salah satu anak Bumbum, kucing kuning gendut yang sudah lama menjadi anggota keluarga saya. Bumbum sudah melahirkan beberapa anak sebelum Dasti, sayangnya tidak ada satu pun yang hidup. Sebagai ibu kucing, Bumbum memang tidak setelaten ibunya dalam merawat bayi kucing. Anak-anak Bumbum meninggal karena berbagai sebab, ada yang lahir prematur (lalu meninggal), kehujanan (karena dibawa Bumbum ke atap rumah tetangga), sampai mati gepeng karena kegencet punggung Bumbum yang sedang menyusui anak-anaknya. Terakhir itu adalah Dasti ini, meninggal karena (tuduhan utama) racun tikus.

Just like her mom, Dasti juga adalah kucing yang doyan makan. Badannya montok (semok gitu lah). Dia suka melahap apa saja yang terlihat bisa dimakan, walaupun saya rasa kebutuhan makannya sudah tercukupi dengan layak di rumah.

Pagi itu, Dasti lari turun dari tangga menjelang sarapannya. Dia kemudian makan bersama kucing-kucing lain. Setelahnya, seperti biasa Dasti keluar untuk (biasanya) pup. Setengah jam kemudian, Mama berteriak-teriak memanggil saya yang sedang main komputer. Oh God, saya menyaksikan detik-detik akhir hidupnya Dasti (maap agak vulgar) dari dia jalan sempoyongan, ngga bisa duduk tegak, ngga bisa berdiri, m*ncr*t-m*ncr*t, muntah lendir, kejang-kejang, sampai akhirnya muntah busa dan mati dengan mata melotot. Walaupun saya sudah berlari-lari membeli susu beruang (sebenarnya ini adalah susu sapi bermerek Bear Br**d, terkenal karena keampuhannya mengobati keracunan), Dasti tetap tidak terselamatkan. Susu putih itu mengalir saja dari pinggir mulutnya yang sudah tidak sanggup menelan apapun.

Peristiwa ini menambah cerita sedih mengenai tragedi matinya kucing karena penggunaan racun tikus di rumah tangga (tetangga). Keluarga saya tidak pernah memasang racun tikus selain karena kami selalu memelihara kucing (takut juga mereka yang malah keracunan), juga karena percaya masih ada cara lain membasmi tikus selain menggunakan produk murahan (tapi bahaya ngga ketulungan) itu.

Racun tikus (contoh cara kerjanya bisa dibaca di sini) membunuh dengan amat sadis. Proses matinya Dasti (dari sempoyongan hingga tak bernyawa) berlangsung tidak lebih dari satu jam.

Jangan pasang racun tikus, yah? Bersih-bersih rumah aja yang rajin, atau pelihara kucing aja dan didik jadi pemburu yang baik. Racun tikus itu BERBAHAYA!!

Farewell Dasti..., setidaknya “di sana” kamu bisa makan apa pun (seperti biasa) namun tanpa resiko mati keracunan. We really miss you...

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.