Fiuuhh... baru datang dari pernikahannya Fia, temen sekelas gw di KPM. Wheew baru pertama kali ini menyaksikan akad nikah, sebelumnya belum pernah. Sebab kata orang-orang jaman dulu (yang disampaikan oleh Mama), kalo belum nikah sebaiknya jangan nonton akad nikah. Lah emang kenapa? Wanna feel tha experience kali gw... Jadi supaya ntar inget susunan acaranya dan urutan kata-katanya. Mungkin aja ada manfaatnya, bila suatu saat nanti diberi kesempatan untuk menikah...
Acara pernikahan Fia lumayan seru, walaupun ngga seluruh teman-teman KPM 39 bisa datang. Tapi kebetulan banci tampil dan banci kameranya hadir semua, jadi lumayan bikin heboh. Selain ucapan selamat menikah dan sebuah kado yang bisa menemani malam-malam panjang Fia nantinya (ehem...), kami juga punya persembahan khusus. Lagu-lagu cinta yang dibawakan secara spesial oleh vocal group dadakannya KPM 39. Hahaha....kacrut. Lumayan juga suaranya, lumayan fals... Udah gaya-gaya sedemikian rupa, sayangnya ga banyak kamera yang mendokumentasikan penampilan kami. Sepertinya the bride and the groom tersipu malu gitu melihat penampilan kami (yang malu-maluin).
Kemudian tiba acara yang ditunggu-tunggu (oleh saya dan sebagian besar teman-teman), yaitu acara pelemparan buket pernikahan. Menurut MC-nya (atau menurut kepercayaan banyak orang), seseorang yang mendapatkan buket bunga tersebut akan ‘kecipratan’ kebahagiaannya pengantin dan sesegera mungkin menyusul ke pelaminan. Waks!!! Saya ikut berebutan, tentu saja. Namun bukan karena ingin cepat-cepat menyusul Fia nongkrong di pelaminan, melainkan iming-iming berupa hadiah dibungkus kotak besar yang merupakan bingkisan dari pasangan. Hehehehe.... Tapi saya ngga dapet buketnya tuh. Gapapalah. Rezeki mah moal pahili. Lagian seandainya dapet buketnya, bingung juga, kan belum punya calon.
Pertanyaan yang lazim tersuarakan di acara seperti itu adalah : kapan nih nyusul?. Pertanyaan yang sering saya jawab dengan : tunggu aja undangannya.
- Lho memangnya udah ada calonnya?
+ Belum ada. Kenal calon yang OK?! (saya menjawab).
Begitulah. Rasanya masih ‘gemana getoh’ kalo topik tentang pernikahan sudah melibatkan saya. Seringkali terpikirkan, “Lho memang saya sudah sampai usia-pantas-menikah ya?”. Dua puluh tahun usia saya, pastinya kalau saya menikah di usia ini bakalan disebut sebagai pernikahan-usia-dini. Ada beberapa hal yang menjadi prioritas saya saat ini, menikah tidak termasuk salah satunya.
Menyaksikan pasangan yang tampak tegang manakala akad nikah, saya termenung dan berpikir apa kira-kira perasaan saya bila dalam posisi itu? Apa yang si pasangan pikirkan dalam benaknya, ya? Yakinkah bahwa kami adalah jodoh bagi yang lainnya? Bagaimana kalau suatu hari bangun tidur dan tiba-tiba ilang feeling, apakah bisa jadi penyebab cerai? Pertanyaan ini sering saya diskusikan dengan sahabat saya. Sahabat saya ini, kami saling mengetahui lika-liku hubungan yang kami pernah alami masing-masing, juga sering memikirkan hal yang sama. Mungkin itu sebabnya dia pernah mengucap keraguannya akan terjadinya pernikahan dalam hidupnya.
Saya sendiri? Masih berusaha untuk tetap optimis.
Tuesday, February 07, 2006
Ngeliat akad nikah
Posted by
aNaNDiTa
at
1:42 PM
0
comments
Thursday, January 05, 2006
Gadis Jeruk
Sebuah buku baru karangan Josterin Gaarder. Kayanya gw jadi demen banget ama novel-novel karangan bapak satu ini. Setelah Dunia Sophie dan Misteri Soliter, maka buku ini menjadi bukU ketiga (karangan Gaarder) dalam koleksi buku gw.
Entah ya. Gw mengalami ketertarikan tertentu pada bidang filsafat. (Namun, seandainya gw bertemu seseorang di jalan yang menanyakan, "filsafat itu apaan c", maka kemungkinan besar jawaban gw adalah "filsafat itu....err...eehh...ya gitu deh".) Unskill bgt.
Ada chemistry yang terasa pada setiap tulisan Gaarder, membuat gw kesulitan untuk menyimpanny sebelum mengetahui akhirnya. Meskipun, sesungguhnya maksud dan tujuan si pengarang baru dapat gw raba pada kali membaca yang ketiga.
untuk buku ini, sekali lagi gw terkesan atas kecerdikan dia menggunakan anak kecil sebagai tokoh utamanya. Dalam ketiga buku yang gw baca, anak kecil itu selalu diposisikan sebagai tokoh yang sedang mendapatkan pelajaran filsafat (dengan cara yang berbeda, tentu saja) dari orangtuanya. Dan sebagai anak kecil itu pula gw merasa pantas memposisikan diri gw.
Mereka (anak kecil ;tokoh utama) belum berpikir apa arti keberadaannya di dunia ini, Belum menyadari seberapa besar pengaruh dirinya yang hanya 0,0000000000 persen dari eksistensi bumi ini. Dan terakhir, belum tentu kepikiran pertanyaan seperti,"apa sih yang terjadi seandainya gw tiada". Itu anak kecil (yang digambarkan oleh Mr. Gaarder).
Namun sayangnya, sebagian dari kita (yang sudah hidup lebih lama dan beberapa mengecap dirinya sebagai 'dewasa') belum tentu telah memikirkan hal yang sama. Gw termasuk yang ini.
"Jika kesempatan untuk hidup telah diberikan kepada kita, jika kesempatan untuk mewarnai alam semesta yang hanya 0,0000 sekian persen telah kita ambil melalui
kehidupan kita, bukankah selayaknya kita memanfaatkannya dengan baik, sebelum segalanya direnggut lagi dari kita?"
sebatas itukah hidup kita...ada untuk kemudian menjadi tiada
Posted by
aNaNDiTa
at
9:50 AM
0
comments
Monday, November 21, 2005
Iklan Lux
Iklan Lux terbaru (yang dibintangi Dian Sastro dan Mariana Renata) lumayan menarik perhatian saya belakangan ini. Menarik sih dengan teknik pengambilan gambar yang bagus dan objek pengambilan gambar yang bagus juga. Hanya saja ada satu hal menggelikan begitu melihat adegan pertama. Dikisahkan bahwa Mariana berhadapan dengan kesulitan dalam merangkai sesuatu (dekorasi ruangan atau pemasangan alat elektronik, mungkin? Entahlah saya tidak tahu pasti) padahal sudah ada bantuan berupa kertas petunjuk yang dia bentangkan lebar-lebar. Namun dia tampak kebingungan juga dan masih memerlukan bantuan dari teknisi yang kebetulan seorang lelaki.
Apakah iklan ini ingin menunjukkan bahwa perempuan masih perlu bantuan lelaki dalam merangkai hal-hal yang rumit? Apakah naluri kefeminisan dalam sel-sel dalam diri saya merasa tergelitik? Apakah saya yang terlalu sinis dalam mempersepsikan pesan dalam iklan tersebut?
Pertanyaan berbeda namun masih terpikir dalam koridor yang sama terlintas begitu melihat adegan kedua. Dikisahkan Dian dan Mariana sama-sama senang ketika sebuah automatic vending machine mengeluarkan sepasang sepatu yang menarik. Adegan tersebut dilatari oleh beberapa orang yang berjalan terburu-buru (tampak terjadi pada jam kerja). Seakan hanya menceritakan dua gadis yang doyan belanja, tidakkah begitu? Potret perempuan sebagai kaum hedon?
Tapi tentu saja, setiap orang berhak memaknai pesan dengan caranya masing-masing, kan?
Posted by
aNaNDiTa
at
4:16 PM
0
comments
North Shore
10 November 2005
Serial North Shore, di JakTV setiap Kamis pukul 21.30 WIB
Sekarang ini serial tersebut menjadi salah satu tontonan rutin yang tak akan dilewatkan di samping sitkom-sitkom seperti Quintuplets, That 70’s Show dan Joey. Saya selalu menyenangi sitkom karena mengagumi kemampuan menghibur dari para pemainnya. Saya juga menyenangi serial drama seperti Gilmore Girls karena terasa lebih membumi dan penceritaannya bagus, tidak seperti sinetron jijay macam Bawang Merah Bawang Putih dan Bunga di Tepi Jalan.
North Shore ini lain. Serial ini menceritakan sekumpulan orang yang bergelut di bisnis perhotelan di sebuah pantai di Hawaii. *Bisnis pariwisata dan pantai, dua hal yang pernah menjadi bagian dari Daftar Cita-cita saya. Karakter tokohnya kuat dan unik satu sama lain. Berkaca padanya, saya seperti disadarkan bahwa manusia di dunia tidak semata-mata terbagi atas good guy dan bad guy. Kedua sisi itu -baik dan buruk- ada pada setiap manusia dan kadangkala sulit melabeli seseorang berdasarkan dua standar itu saja. Dalam cerita ini, pria nyaris-sempurna-tanpa-cela-dan-tampak-setia ternyata bisa juga flirting dan kemudian selingkuh. Dua orang musuh bisa juga berdampingan mengelola sebuah bisnis hotel. Salah satu yang menarik adalah, seorang bad girl pintar dan Machiavellian sejati ternyata bisa juga mendapat cinta tulus dari cowo-keren-idaman-banyak-cewe.
Fiuuwwhh..ternyata jadi orang idup susah untuk terlalu lurus-lurus aja ya? Mendekati musuh untuk kemudian mendepaknya, sesuatu yang tampak seperti cinta buta ternoda gara-gara desakan hormon, melepas impian yang sudah teraih hanya karena ada setitik keraguan ……….. well, its all so natural. Humane.
Semoga Anda tidak jadi pesimis karena selama ini menjadi orang lurus.
Karakter favorit saya adalah Alexandra Hudson (Shannen Doherty) dan Nicole Boots (Brooke Burns). Empat huruf saja : C O O L.
Posted by
aNaNDiTa
at
4:11 PM
0
comments
Snape Killed Dumbledore!
Harry Potter and The Half-Blood Prince terbit perdana secara serentak persis sehari setelah ulangtahun saya ke-20. Jauh-jauh hari sebelumnya saya mengingatkan orang-orang terdekat bahwa buku itu bisa jadi salah satu opsi kado ulangtahun yang menarik. KKP yang sedang saya jalani saat itu membuat saya mengeluarkan biaya yang lumayan besar dan rasanya ngga tega membeli buku edisi bahasa inggris tersebut. Lagipula saya pasti akan membeli yang edisi bahasa Indonesia nantinya.
Tapi untunglah, teman saya yang baik dan kreatif bertemu orang baik di kaskus.com yang bagi-bagi link e-book. Setelah diunduh dan dicetak dari komputer, jadilah Harpot versi cetak dari PDF itu milik saya. Internet memang surga bagi komunitas pembajak seperti kami ya?
Saya menulis tulisan ini setengahnya bertujuan semacam confession, pengakuan dosa karena telah turut menyuburkan kebiasaan membajak. Setengahnya lagi karena saya memang terkesan pada prosesnya (dan hasilnya). Sudahlah, sebagian besar dari kita memang pembajak kan? Salut bagi Anda yang beralih ke software opensource atau keukeuh pengen memakai software asli, tapi kita belum bisa tegas dalam penggunaan mesin fotokopi. Terutama bagi kita yang masih mahasiswa. Susah walaupun bukan tidak mungkin.
Kembali lagi ke si Harpot PDF. Karena dicetak dalam ukuran mini (1/4 halaman kertas A4), maka Harpotnya bisa dibawa kemana-mana. Dibaca saat kuliah, duduk di angkot maupun kegiatan pribadi lainnya.
Ketika saya sedang enak-enaknya menikmati cerita tersebut di dalam ruang kuliah, salah satu teman saya dengan enaknya nyeletuk, “ntar kan Dumbledore mati tau!”. Sial. Saat itu saya berpikir, “jadi nggak seru deh”. Tapi ternyata cerita tersebut masih tetap menarik untuk dibaca, walaupun sudah diketahui klimaksnya.
Memang benar pada episode kali ini tokoh super duper wise itu dimatikan. Ngga nyangka karena sejak awal kemunculannya dia selalu digambarkan sebagai ‘penyihir terbesar abad ini, satu-satunya yang U-Know-Who takuti”. Tapi toh dia mati juga. Pembunuhnya juga adalah orang yang tidak saya sangka sebelumnya -entahlah, apa saya memang tidak pandai menebak jalannya suatu cerita atau terlalu berbaik sangka padanya- yaitu Snape.
Walapun saya percaya sepenuhnya bahwa Harry Potter akan tetap hidup hingga akhir cerita, tak urung saya ragu juga apakah dia bisa menyelesaikan semua permasalahan pada buku terakhir. *In this case, JK Rowling does. Mungkin buku terakhir akan tebal sekali.
Posted by
aNaNDiTa
at
4:03 PM
0
comments
Friday, November 11, 2005
Me and my friends.. Foto ini diambil di stand Komunikasi dan Pengembangan Masyararakat pada saat Open House Departemen di IPB bulan September lalu.
Posted by
aNaNDiTa
at
1:01 PM
0
comments
cara berpikir gw...
hasil terbaru ngisi blogthings, cara berpikir gw..TIdak terlalu mengejutkan hasilnya mengingat gw sering bekerjasama dengan cowo..But 'my emotions do sway me sometimes'??heeyy...gw kan lumayan moody? Yah, apapun lah..namanya juga ngisi quiz..
Your Brain is 26.67% Female, 73.33% Male |
You have a total boy brain Logical and detailed, you tend to look at the facts And while your emotions do sway you sometimes... You never like to get feelings too involved |
read more from my post...
Posted by
aNaNDiTa
at
12:53 PM
0
comments
Wednesday, November 02, 2005
am i a good girl, or bad?
You Are a Normal Girl |
![]() You are 60% Good and 40% Bad Sure you've pulled some bad girl stunts in your past. But these days, you're (mostly) a good girl. |
Posted by
aNaNDiTa
at
5:15 PM
0
comments
a love quote dari blogthings
Your Love Quote |
You can't buy love, but you can pay heavily for it. |
Posted by
aNaNDiTa
at
5:15 PM
0
comments