10 Juni 2007
Kecanduan sesuatu selalu memberikan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan apapun demi memenuhi keinginannya (bukan kebutuhan-n@n). Kecanduan sesuatu sekaligus memberikan seseorang ketidakmampuan untuk menggunakan logikanya secara selayaknya. Salah satu kemampuan yang muncul pada seorang pecandu rokok adalah kemampuan untuk ngeles. Berikut ini beberapa percakapan yang menunjukkan kemampuan ngeles standar perokok:
Kasus 1
Saya: Pak, Bapak ngerokok banyak amat sih sehari. Ga takut penyakitan tuh, Pak? Perokok 1: Ah, saya mah sedeng (sedang-n@n) aja, non. Ga banyak-banyak. Lagian duitnya ga ada kalo banyak juga.
Saya: Ya... sayang aja kalo sampe sakit, Pak.
Perokok 1: Penyakit mah datang dari mana aja, non. Makanan juga bisa datengin penyakit kalo banyak-banyak.
Saya: Ya memang, Pak. Kalo berlebihan makan ngga baik, bisa sakit. Tapi itu kalo berlebihan. Kalo rokok kan sedikiiit aja, bisa nimbulin penyakit tuh Pak. Jangankan ngerokok deh, yang ngga merokok aja katempuhan (Bahasa Sunda: menderita kerugian akibat perilaku yang dilakukan orang lain), kena asapnya.
Perokok 1: Makanya saya imbangin dengan olahraga dan makan sayur, non. Biar racunnya keluar. Non juga hindarin aja kalo ada yang merokok.
Saya: ..............
Kasus 2 Saya: Lo gabisa berenti ngerokok, ya?
Perokok 2: Ngga.
Saya: Lo tau kan bahaya rokok? Tak disangka-sangka, dia malah menceritakan satu cerita yang intinya hikmah cerita tersebut adalah: rokok tidak berbahaya. Yang berbahaya adalah korek apinya. Karena korek api yang bisa membuat rokok berasap.
Saya: So smart (majas ironi-n@n). Cerita gini nih, cuma pembenaran kelakuan lo doang.
Perokok 2: (tetap merokok dengan angkuhnya).
Kasus 3
Setelah melalui perdebatan panjang mengenai seberapa besar kerugian yang ditimbulkan rokok, meskipun cuma merokok sedikit..
Saya: Nah, mestinya jelas dong, rokok pasti mendatangkan kerugian. Mas kan ngajar ngaji, masa guru ngaji ngerjain sesuatu yang jelas-jelas merugikan.
Perokok 3: Yeh tergantung, Mba. Kalo saya kan merokok ada tujuan jelasnya. Kalo lagi ngaji malem-malem, kan dingin tuh, nah rokok ngebantu supaya ngga kedinginan.
Saya: Pengen anget? Sundut aja sekalian. Pengen anget ya pake jaket dong.
Perokok 3: Trus kalo ngantuk, ya ngerokok aja. Kan tujuannya baik, menghindari ngantuk. Lagian ngga ada hukumnya rokok itu haram.
Saya: Ya itu karena jaman dulu belon ada rokok. Tapi kan jelas-jelas ada aturannya, kita harus menghindari sesuatu yang jelas-jelas rugi dan ngga ada untungnya. Perokok 3: Gini, mba. Saya mah nganutnya paham bahwa ngerokok itu dibolehkan. Kan ada yang nyebutin dalam kondisi tertentu yang makruh itu bisa jadi mubah. Nah sekarang Mba Islamnya apaan? Beda paham beda hukumnya. Mba tau kan ada mazhab-mazhab dalam Islam? Kalo saya ahlusunnah wal jama’ah. Saya belajarnya kitab kuning, di sana disebutin bla bla bla........ (saya lupa, penjelasan darinya panjang banget pokoknya. Ga direkam pula).
Saya: Oh kambingku.... (membatin).
Pembenaran-pembenaran yang dibuat-buat....
Monday, June 25, 2007
Selalu Ada Pembenaran Untuk Merokok
Posted by
aNaNDiTa
at
9:10 AM
8
comments
Thursday, May 31, 2007
First Step to Miss Universe
Lombanya dilaksanakan malam hari sekitar pukul 7, bertempat di lapangan sebelah tangki besar penampung air. Saya ingat teman-teman yang mengikuti lomba tersebut kebanyakan berdandan dengan "demikian niatnya". Ada yang berkostum kebaya, berkostum ala pahlawan Imam Bonjol, hingga kostum atlet bulutangkis lengkap dengan raketnya. Penonton lomba kebanyakan berdiri di sisi luar pagar yang mengitari lapangan. Rame banget malam itu.
Pelaksanaan lombanya sih ngga rumit, peserta hanya diminta memperkenalkan diri, berjalan mengitari lapangan (ala model catwalk gituu kali ye) dan ditanya beberapa pertanyaan oleh juri.
Sesi memperkenalkan diri dan berjalan ala model, lewat dengan mulusnya dong yah. Ajang unjuk narsis. Apa sih susahnya gitu doang...hah? Heu heu..waktu itu rasanya cuma saya yang berjalan mengitari lapangan sampe satu putaran penuh. Kebanyakan teman cuma berjalan setengah lapangan lalu lari kembali ke tempat duduk seraya terkikik.
Sesi berikutnya adalah menjawab pertanyaan dari juri. Setiap peserta diberikan pertanyaan berbeda yang kayanya ditentukan seenak mood si juri. Percakapan saya dan juri saat itu adalah:
"Pipit pake baju apa ini?", tanya Bapak Juri (BJ). Saat itu, baju yang saya kenakan adalah salah satu baju pesta ulangtahun saya. Bentuknya terusan (one piece) ngepas body gitu. Warnanya putih, dengan lengan berbentuk gelembung dan bagian bawah berupa rok berlapis-lapis transparan berwarna pastel dan agak mengkilap di beberapa bagiannya (waktu itu glitter belon ngetrend). Saya dengan pede-nya menjawab, "ini baju ballerina, Pak. Pemain balet". Padahal mah baju itu dipake gara-gara mamah saya ngga sempet nyari kostum. Saya pake baju itu karena membuat saya merasa cantik. heuheu...Untungnya, BJ ngga complain.
"Pipit sekarang kelas berapa?"
"Kelas tiga"
"Pipit, rangking berapa kalo di sekolah"
"Kadang rangking 1, kadang rangking 2". Yess, untung BJ nanya itu, bisa sekalian narsis. Heheh..
"Pipit agamanya apa sih?"
"Islam, Pak"
"Udah diajarin syahadat kan? Coba dong baca syahadat.."
"err...err..." *Penonton gemes*
"Tau syahadat ga?"
"Ngga pak..apaan sih"*penonton ngakak, juri terkekeh-kekeh*
"Syahadat...itu lho yang bacaan ashyadu anla illa..."
"oh yang itu!! kalo itu mah tau!!". Langsung aja saya nyamber meneruskan kalimat BJ.
Konyol banget. Bisa dikira murtad guah, syahadat aja kaga nyaho.
Dan yaah...seperti kebanyakan cerita saya yang lain yang selalu bernuansa narsis (puas..puas..puas..??!!), lomba tersebut diakhiri dengan saya yang dianugerahi gelar sebagai Ratu Taweuran. Tetangga saya yang menjad i Raja Taweuran adalah Gatot Adriansyah (Mas Adri) yang saat itu kelas 6 SD. Kebayang dong gimana kesenjangan tingginya... heueheu
Saya teringat pengalaman ini ketika menonton pemilihan Miss Universe kemarin. Waktu saya memenangi lomba ini, saya sempet kepikiran gini, "kelas 3 SD menang lomba Ratu Taweuran. Kira-kira 13 tahun tahun lagi mungkin saya yang jadi Miss Universe"..hohohohoh...
Posted by
aNaNDiTa
at
1:36 PM
0
comments
Monday, April 30, 2007
Bersyukurlah !
Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang
kamu inginkan....
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar ...
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ...
Di masa itulah kamu tumbuh ...
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang ...
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ...
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ...
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih ...
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur
akan masa surut...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan
menjadi berkah bagimu ...
>>>hasil ngambil dari sebuah email dari mailist yang saya ikuti. Mengingatkan saya untuk selalu mensyukuri setiap anugrah yang dimiliki...
Posted by
aNaNDiTa
at
10:55 AM
0
comments
Tuesday, April 17, 2007
Kembali ke Desa
Suatu Minggu di akhir Maret 2007, saya dikejutkan oleh suatu berita dukacita. Ibu Kades di desa tempat saya melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) pada tahun 2005 lalu, meninggal dunia. Ada penyesalan terasa, menyadari saya terlalu sibuk (atau sok sibuk) hingga silaturahmi dengannya merenggang beberapa waktu belakangan ini.
Belum lama, beliau mengundang saya untuk menghadiri pernikahan putranya. Saat itu, saya berencana hadir bersama teman saya sesama eks mahasiswa KKP di desa tersebut. Namun, pada hari yang direncanakan, saya harus masuk kerja dan hujan turun deras sekali saat itu. Akhirnya saya dan teman pun hanya berkirim kabar lewat SMS, mengatakan penyesalan karena tidak bisa hadir seraya berjanji akan datang ke sana lain kali. Sehari sebelumnya, beliau berkata dalam SMS: datang ya, neng. Ibu sudah kangen sekali...
Menyesal rasanya, usaha saya tak cukup keras waktu itu untuk datang sekedar memenuhi kerinduan beliau. Menyesal rasanya, ketika akhirnya saya datang ke desanya adalah untuk melayat beliau...
Posted by
aNaNDiTa
at
10:24 AM
0
comments
Luka
Semua yang tidak membunuhmu hanya akan membuatmu semakin kuat. Luka-luka ini cuma luka sementara yang pada waktunya akan sembuh. Percayalah, alam berjalan dengan aturan yang telah digariskan. Kau pasti merasa berat pada awalnya, namun akan terbiasa pada akhirnya.
Posted by
aNaNDiTa
at
10:21 AM
0
comments
Monday, February 19, 2007
so tired...
16 Februari 2007
Satu hari yang melelahkan. Sebenernya, saya sih udah biasa ngejalanin rutinitas bekerja full day, tapi hari ini sedang beneran ngga enak body. Udah lebih dari seminggu ini pulang malem (malah hari Senin lalu begadang jadi notulis rapat hingga jam 3 pagi..!! yup anda ngga salah baca sodara-sodara). Beberapa malam di antaranya dilewatkan dengan pulang sambil hujan-hujanan pula.
Kami melewatkan sore itu rapat di dua tempat berbeda, di Departemen Keuangan dan Cafe Taman Semanggi. Sayangnya, panas-pusing-batuk-pilek ini masih menemani pula. Ujung hidung udah memerah kaya orang salah ngoles blush on aje kali. Tapi untunglah (orang Indonesia banget..), seperti kebanyakan orang Indonesia lainnya (emang?) saya sering penyakitan tapi cukuplah sembuh dengan obat warung yang harganya ngga lebih dari goceng.
Posted by
aNaNDiTa
at
9:41 AM
0
comments
Friday, December 08, 2006
sebuah pengakuan ...
Dulu saya punya tempat bekal makanan favorit, warna hijau muda berbahan plastik berbentuk rumah dengan gambar tiga beruang nongol di jendela. Tempat bekal ini besarnya lumayan, bisa dimasukkan botol minum juga. Tempat bekal ini menjadi salah satu benda yang setia menemani saya sekolah TK pada umur 4 tahun.
Sebagai salah satu teman main di rumah, saya punya seekor anak kucing kecil berbulu hitam putih. Kucing ini luar biasa lincah dan lumayan sering main keluar rumah.
Suatu hari, sebuah truk datang ke depan rumah mengantarkan pesanan pasir untuk tetangga yang sedang merenovasi rumah. Truk tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk parkir di depan rumah saya. Saya teringat si kucing kecil yang sering main di bawah mobil.
Saya segera mengambil tindakan (yang saya pikir) penyelamatan. Si kucing kecil saya kurung di tempat bekal karena saya takut dia berlari keluar dan terlindas truk! Sungguh saya takut ketika membayangkan kucing manis ini mati terlindas.
Setelah beberapa lama, akhirnya truk tersebut pergi juga. Dengan perasaan bangga karena merasa telah menyelamatkan satu makhluk, saya membuka tempat bekal dan bersiap menggendongnya. Namun apa yang saya dapati sungguh tak diduga sebelumnya.
Anak kucing tersebut mati lemas di dalam tempat bekal saya.
Hari-hari selanjutnya merupakan saat-saat yang berat dalam hidup saya. Saya merasa bersalah karena pada usia sedini itu telah melakukan suatu pembunuhan (walaupun) tidak disengaja. Perasaan ini masih diperberat oleh Mama yang seringkali berkata bahwa di hari akhir nanti saya akan dihukum menghitung bulu kucing satu persatu. Mama mengatakan hal ini kalau sedang iseng dan sedang ingin menghukum saya. Setelah kejadian itu, tempat bekal saya duduk manis di atas lemari dapur dan saya tak ingin menyentuhnya lagi. Setiap kali melihat tempat bekal itu, tenggorokan saya langsung terasa sakit seperti tercekat karena menahan tangis.
Saat itu, saya hanya berpikir untuk menyelamatkan si kucing. Sedikitpun saya tidak mengerti bahwa makhluk hidup memerlukan udara untuk bernapas. Maafkan aku, kucing ..... *hiks hiks* masih sedih sampe sekarang..
Posted by
aNaNDiTa
at
9:23 AM
0
comments
Wednesday, December 06, 2006
Cinderella
Cinderella berjalan menghampiri rombongan Pangeran dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Pengawal. Pangeran menatapnya dan membatin, "ya inilah gadis yang kucari sejak Pesta Dansa itu". Cinderella curi-curi pandang dan membatin, "duh gimana yah kalo ketauan itu gw? Mudah-mudahan ngga ada yang tau deh.."
Kepala Pengawal memasangkan dengan perlahan sepatu yang cuma sebelah itu) ke kaki kanan Cinderella. Semua yang hadir di ruangan menahan napas dan mengira-ngira apa yang bakal terjadi. Ibu Tiri mulai berkeringat dan sibuk berkipas-kipas.
Cinderella berharap bahwa sepatu ini tidak akan pas di kakinya. Cinderella berharap bahwa sepatu kaca itu akan bernasib sama dengan sepatu Donatello yang baru dibelinya kemarin, tiba-tiba longgar setelah dipakai beberapa kali. Cinderella benar-benar berharap sepatu itu tidak pas!!
Namun, harapannya tidak sesuai kenyataan. Sepatu itu melekat pas pada kaki kanan Cinderella yang lumayan besar untuk ukuran gadis pada zaman itu. Pengawal menjerit gembira karena hal ini berarti mereka tidak perlu berkeliling kerajaan untuk menemani Pangeran mencari gadis impiannya. Pangeran ini memang harus dituruti segala kehendaknya meskipun ini berarti Pengawal harus kerja lembur tanpa ada tambahan uang lembur.....
(belum selesai, tunggu yah kelanjutannya...ini postingan Desember 2006, belon dilanjutin hihihi)
Posted by
aNaNDiTa
at
4:20 PM
2
comments
Monday, December 04, 2006
take it for granted
Baginya menerima bukanlah cita-cita
Posted by
aNaNDiTa
at
4:03 PM
0
comments