Tagihan, komen, pujian, trackback dan undangan makan enak silakan dialamatkan ke:
www.nonadita.com
See ya there!!
..i just write everything that i want..
Posted by aNaNDiTa at 3:24 PM 0 comments
Menyambung postingan saya sebelumnya, Temon bilang saya telah melakukan dehumanisasi. Analogi saya yang mengibaratkan punya temen-deket-beda-kelamin (orang-orang yang lebih simpel dari saya bilang itu: pacar or TTM), sengan memelihara ayam-ayam di pekarangan itu, dibilang dehumanisasi. Bah ... apa pula itu? Mon, dehumanisasi apaan sih? *pan udah eyke bilangin eyke mah stupid*
Posted by aNaNDiTa at 4:22 PM 0 comments
Uh ooh...
Sejak lama saya memendam keinginan untuk bisa memahami konsep kepemilikan dalam suatu hubungan. Teman dekat datang dan pergi, tapi saya tak kunjung bisa memahami. Curhatan teman, artikel percintaan dan bacaan-bacaan tentang membina hubungan, dibaca dan kemudian terlupa, ... namun tak kunjung mendapat pencerahan yang sesuai.
Apakah pacaran berarti memiliki full access untuk membatasi aktivitas sang pacar?
Analogi konyol muncul dalam benak saya. Mungkin ada baiknya punya pacar (baca: teman dekat beda kelamin) seperti memelihara ayam pada peternakan rakyat saja. Alias peternakan unggas sektor 4, memelihara banyak ayam di pekarangan. Membiarkannya jalan-jalan cari makan sendiri. Toh kalo pelet (pakan ayam) yang diberikan pemilik lebih enak dia akan memilih tidak jauh-jauh dari pekarangan pemilik. Ketika sore hari tiba, ayam akan pulang dengan sendirinya. Ayam mana yaaa yang mau masuk kandang sendiri atau milih masuk kandang peternak ayam lain?
Yaa saya tau ini analogi yang really silly and stupid, made by an idiotic and psycho girl like me. Saya tidak (baca: belum. I'm not that dumb, actually) bisa memikirkan kemungkinan yang lebih baik dari itu. Anyone can help??
Posted by aNaNDiTa at 8:34 AM 4 comments
Sepanjang hidup saya, ada beberapa pertanyaan yang belum bisa (atau tidak akan bisa) saya pahami. Di antaranya adalah:
- kenapa orang-orang terdidik (bahkan dokter) masih juga merokok sedangkan mereka tahu apa bahayanya?,
Saya tidak paham konsep kecanduan. Karena saya tidak pernah mencandu apapun. Mungkin ini sebabnya, saya tidak pernah merasakan yang namanya kecanduan. Ada beberapa hal yang sangat saya sukai, makan bubur ayam Cianjur dan browsing internet. Tapi saya masih bisa menjalani hari-hari tanpa harus mengawali pagi dengan makan buryam. Saya masih bisa senang-senang tanpa browsing internet. Sampai kemudian, saya mencoba menerima satu pemahaman: bahwa mungkin sebenarnya saya kecanduan, hanya saja pada tahap ringan. Tapi bukankah kecanduan berarti tidak bisa hidup tenang tanpa candunya?
Kenapa orang bisa sedemikian lemah pada suatu benda? Kenapa ada orang-orang yang bisa sedemikian taat beragama? Kenapa seseorang bisa mengabaikan penggunaan logika? Kenapa ada orang yang bisa yakin mau jadi apa dalam hidupnya, sementara ada orang yang hidup sekedar berusaha untuk bisa bangun esok harinya?
Terlalu banyak pertanyaan membuat orang tua pada langkah pertama. Saya takut jadi kayak gitu. Tapi saya kan jenis orang yang penasaran. Species Homo penasaranus.
..
...
....
Suatu sore di pelataran Balairung Universitas Indonesia, saya bertemu dengan satu pertanyaan lagi. Satu pertanyaan yang membuat saya merasa semakin bodoh. Satu pertanyaan yang tidak bisa (dan enggan untuk) saya pahami:
kenapa perbedaan suku bisa menjadi sedemikian penting sehingga bisa mencegah bersatunya dua orang yang saling mencinta?
Posted by aNaNDiTa at 9:27 AM 5 comments
*Now talking in #otakanan
*Set by anan on Mon Feb 11 15:29:15
anan : my blog is not hiatus, it's only hibernating
anan : i can't find any thing to write. or i guess i've lost my sensitivity
anan : maybe there's a short circuit in my brain
anan : or maybe i'm just not in the mood.
anan : i'm sorry for the inconvenience, i'm trying to find the mood so i can post again
anan : if i'm not too lazy or get too busy downloading unnecessary things from the web.
*anan has leave the chat room
Posted by aNaNDiTa at 2:55 PM 2 comments
Salah satu kucing saya sedang berpose, gayanya mirip cewek2 Baywatch di pinggir pantai.
Kucing ini namanya Cuni, nickname dari Cunihin (artinya: centil dalam Bahasa Sunda). Dia paling demen dibelai-belai dan digendong-gendong. Kalo dia digendong sama orang yang sudah akrab dengannya, secara otomatis tangannya (baca: kaki depan) merangkul leher atau pundak layaknya anak monyet yang sedang digendong. Kalau sudah akrab banget, dia suka cium-cium dagu kadang-kadang gigit hidung. Makanan kesukaannya Whiskas kering, tapi kalo lagi gaada ya tongkol juga dihabek dah..
He he... bener-bener Cunihin kaan??
Posted by aNaNDiTa at 11:51 AM 2 comments
Posted by aNaNDiTa at 9:46 AM 4 comments
3 Desember 2007
Beberapa hari yang lalu, datang seorang pria ke kantor saya yang mungil itu. Dia bermaksud menjual kalender 2008. Kalendernya sih biasa aja, kalender besar yang digulung (model kalender gratisan dari toko emas di Pasar Anyar) yang didominasi warna hijau army gitu. Gambarnya antara lain foto-foto lama Presiden Soekarno dan Jenderal Soedirman berikut kutipan kata-kata mereka yang legendaris.
Posted by aNaNDiTa at 11:54 AM 1 comments
3 Desember 2007
Seiring dengan pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim yang sedang berlangsung saat ini di Bali, topik pasar karbon semakin ramai saja dibicarakan. Ah ya, bagus juga kan kalau negara-negara produsen emisi dalam jumlah besar bisa memberikan kompensasi terhadap negara-negara lain yang kebagian sial “menghisap” emisinya dan kebagian ruginya ozon yang makin berlubang. Hitung-hitung hal ini bisa mendorong negara berkembang seperti Indonesia untuk tidak terus menggadaikan hijau hutannya demi dollar.
By the way, saya pengen nanya alias malas menghitung, kalau dari per hektar hutan bisa dihasilkan karbon sekitar 50-300 ton dengan harga CER sekian, kira-kira itu akan menghasilkan berapa dollar yah? Apakah dollar yang dihasilkan akan lebih besar ketimbang kalau hutan itu ditebang saja? Kalau ya, mungkin pelaksanaan CER di Indonesia ini bisa mengurangi tebang hutan sembarangan yang masih ada di Indonesia. Kali aja..........
By the way (lagi),
dalam skala yang lebih kecil, pemaksaan penghisapan emisi ini terjadi juga di dalam angkot. Yah iya, “emisi” asap rokok. Masih banyak orang-orang tidak berperikepenumpangan yang seenaknya saja ngerokok di angkot, memaksa kami para perokok pasif untuk menghirup udara yang menyesakkan dan (bersama-sama perokok $%&#^ itu) meningkatkan resiko terkena kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan & janin.
Kalau begini, saya jadi ingin minta kompensasi juga pada tiap perokok $%&#^ itu!! Pantasnya berapa juta yah?
Posted by aNaNDiTa at 11:37 AM 3 comments
M | S | S | R | K | J | S |
---|---|---|---|---|---|---|
|